5 Ciri Kerusakan Airshaft Pada Mesin Anda – Air shaft adalah komponen penting pada mesin winding dan unwinding, terutama di industri printing dan flexible packaging. Fungsinya menjaga roll bahan tetap mencengkeram kuat agar tidak bergeser selama proses berjalan. Air shaft bekerja dengan tekanan udara yang membuat shaft mengembang lalu mencengkeram core/roll dari dalam, dan kembali ke bentuk semula saat udara dilepas.

Karena perannya krusial, kerusakan kecil pada airshaft bisa langsung berdampak ke kualitas gulungan, kestabilan web, sampai downtime mesin. Berikut 5 ciri umum airshaft yang mulai bermasalah dan perlu segera ditangani.
1. Roll Sering Slip atau Bergeser Saat Produksi
Ciri paling gampang terlihat: roll tidak “terkunci” kuat. Padahal, tugas airshaft memang mencengkeram roll supaya stabil saat winding/unwinding. Jika mulai sering slip, hasil gulungan bisa kendor, miring, atau berkerut.
Biasanya penyebabnya:
- Tekanan udara tidak cukup mengembang.
- Permukaan lug/leaf/pneumatic grip aus.
- Bladder/karet pengembang mulai melemah.
2. Tekanan Udara Cepat Turun atau Bocor
Airshaft yang sehat akan mempertahankan tekanan udara selama proses. Kalau tekanan cepat drop, berarti ada kebocoran pada sistem udara di dalam shaft. Mengingat airshaft bergantung pada tekanan untuk mengembang dan mencengkeram core, kebocoran ini bikin fungsi penjepitan tidak maksimal.
Gejala pendukung:
- Perlu isi angin berulang kali.
- Terdengar suara bocor halus dari area pentil/shaft.
- Roll terasa longgar meski sudah diisi udara.
3. Airshaft Sulit Mengembang atau Mengempis
Normalnya, saat udara masuk airshaft akan mengembang merata, dan saat dilepas dia kembali normal.
Jika terjadi salah satu kondisi ini:
- Mengembang tapi tidak rata,
- Mengembang lambat,
- Atau tidak mau kembali kempis,
maka hampir pasti ada masalah internal.
Kemungkinan penyebab:
- Bladder retak/robek.
- Saluran udara tersumbat.
- Komponen pengunci (lug/leaf) macet karena kotoran atau deformasi.
4. Permukaan Grip (Lug/Leaf) Aus, Retak, atau Tidak Simetris
Beberapa jenis airshaft punya mekanisme grip berbeda (pneumatic, lug type, leaf type, multi bladder, differential). Semuanya tetap mengandalkan grip yang presisi pada core.
Jika kamu melihat:
- Lug/leaf menipis,
- Ada retakan,
- Posisi grip tidak sejajar,
maka cengkeraman jadi tidak stabil dan bisa merusak core atau membuat gulungan lari.
5. Muncul Getaran Tidak Wajar dan Gulungan Jadi Tidak Rapi
Kerusakan airshaft sering berimbas ke getaran karena roll tidak center atau tekanan jepit tidak konsisten. Efek lanjutannya:
- Web tension tidak stabil,
- Gulungan bergelombang,
- Sisi roll jadi “telescoping” (melebar keluar/miring).
Padahal airshaft dirancang untuk menjaga akurasi dan efisiensi proses penggulungan.
Penutup
Airshaft yang bermasalah sering kali terlihat sepele di awal, tapi efeknya bisa merambat ke banyak titik produksi: gulungan jadi tidak rapi, tension tidak stabil, sampai risiko kerusakan material dan downtime mesin. Karena airshaft bekerja dengan prinsip tekanan udara dan mekanisme cengkeram yang presisi, sedikit saja penurunan performa sudah cukup membuat proses winding/unwinding jadi tidak optimal.
Supaya usia pakai airshaft lebih panjang, penting untuk melakukan inspeksi rutin pada tekanan udara, kondisi lug/leaf, serta kebersihan saluran udara dan permukaan shaft. Begitu muncul tanda-tanda seperti slip, tekanan cepat turun, atau grip mulai aus, sebaiknya segera ditangani sebelum berdampak ke kualitas produk dan biaya produksi yang membengkak.
Kalau kamu menemukan ciri-ciri kerusakan di atas dan butuh pengecekan lebih lanjut, penggantian part, atau rekomendasi airshaft yang paling cocok untuk mesinmu, jangan ragu untuk langsung menghubungi FlexiblePackagingIndonesia. Kami menjual Air Shaft berkualitas harga terjangkau.