Kemasan obat adalah wadah atau kemasan yang dibuat khusus untuk menjaga produk farmasi seperti obat-obatan. Dalam pembuatannya, kemasan obat atau kemasan farmasi perlu mempertimbangkan beberapa kemampuan khusus agar tidak mengubah kualitas atau mempengaruhi obat yang dikemas.
Pada pembahasan kali, kita akan membahas secara lengkap mengenai kemasan yang digunakan untuk keperluan farmasi (Kemasan Obat) agar dapat memahami perbedaan kemasan ini dibanding kemasan produk yang lain.
Fungsi Penggunaan Kemasan Pada Obat
Industri farmasi tentunya perlu memperhatikan beberapa aspek khusus dalam membuat kemasan obat. Beberapa hal yang harus diperhatikan seperti :
- Material kemasan yang mampu menjaga produk dari paparan cahaya langsung.
- Mampu menjaga kemasan dari oksidasi (udara luar) yang membuat kualitas obat atau produk farmasi berubah kualitasnya.
- Sebagai media identitas dari produk tersebut
- Sebagai media informasi produk seperti informasi zat yang terkandung, cara penggunaan, atau beberapa saran khusus dalam penggunaan obat.
Beberapa Informasi yang Perlu Ditampilkan Pada Kemasan Obat
Pada kemasan obat, mencantumkan beberapa informasi merupakan hal penting. Jika penggunaan obat tidak didampingi dengan informasi penggunaan serta penyimpanan yang tepat, dikhawatirkan obat tidak lagi berguna sebagai penyembuh, bahkan berubah menjadi sesuatu yang mengancam nyawa.
Karena hal tersebut, penting untuk menjadikan kemasan obat sebagai media informasi. Berikut beberapa informasi yang wajib ada dalam kemasan obat-obatan :
1. Nama Obat
Nama dari sebuah adalah bentuk identitas baik dari jenis obat tersebut, nama generik (brand obat), atau nama generik yang mengacu pada International Nonproprietary Name (INN). Contoh dari nama obat misalnya: Panadol Tablet atau Paracetamol Tablet.
2. Komposisi Obat
Pada bagian komposisi, informasi harus mencantumkan mengenai bahan-bahan yang terdapat dalam obat secara lengkap, terutama zat aktif atau bahan yang memiliki efek terapeutik. Sebagai contoh: Tiap 5 ml mengandung Simethicone 80 mg dan Aluminium hydroxide 200 mg.
3. Logo Produk
Logo yang dimaksud disini adalah simbol yang mengkategorikan jenis-jenis obat, membantu dalam keamanan dan keakuratan penggunaan serta distribusi. Pengelompokan obat berdasarkan logo dapat berupa obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotika, jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
4. Indikasi
Bagian indikasi pada kemasan menjelaskan fungsi atau tujuan penggunaan obat. Hal ini termasuk gejala atau penyakit yang dapat diatasi dengan penggunaan obat tersebut. Indikasi juga memberikan informasi kondisi yang memerlukan penggunaan obat tersebut, misalnya: kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, nyeri ulu hati, dan kembung.
5. Dosis dan Petunjuk Penggunaan
Dosis merupakan takaran yang diberikan dari obat yang menghasilkan efek tertentu. Efek dari dosis dapat dipengaruhi beberapa hal seperti kondisi pasien, usia, berat badan, dan luas permukaan tubuh. Petunjuk penggunaan memberikan informasi mengenai cara penggunaan obat, seperti frekuensi penggunaan dan aturan makan.
6. Efek Samping
Informasi yang diberikan pada bagiann efek samping biasanya memberikan informasi tentang dampak apa yang mungkin terjadi dari penggunaan obat selain dari efek utama yang diharapkan. Efek ini dapat muncul setelah penggunaan obat dan bisa bervariasi dari ringan hingga serius seperti mengantuk, mual, atau diare.
7. Kontraindikasi
Kontraindikasi adalah kondisi yang membuat penggunaan obat menjadi tidak dianjurkan atau berisiko. Informasi kontraindikasi memberikan pengetahuan klinis yang dapat menimbulkan risiko jika obat digunakan, sebagai contoh: hindari pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat.
8. Peringatan dan Aturan Penggunaan
Bagian ini berisi informasi yang harus diperhatikan ketika menggunakan obat. Peringatan memberikan peringatan sebelum konsumsi obat, sedangkan aturan adalah anjuran agar pasien dipantau selama penggunaan obat, misalnya: hindari penggunaan lebih dari 2 minggu kecuali atas anjuran dokter.
9. Interaksi Obat
Interaksi obat menjelaskan kemungkinan interaksi antara obat, makanan, dan minuman. Informasi ini berisi jenis obat dan makanan yang dapat berinteraksi dengan obat dan dampaknya terhadap efek obat. Contohnya: penggunaan bersama dengan tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.
10. Petunjuk Penyimpanan
Bagian ini memberikan informasi mengenai kondisi penyimpanan obat, termasuk suhu penyimpanan yang tepat. Beberapa obat juga menyertakan informasi masa pakai obat (BUD) yang penting untuk menjaga stabilitas obat.
11. Informasi Perusahaan
Informasi perusahaan biasanya berisi informasi mengenai nama dan alamat perusahaan farmasi yang membuat obat tersebut. Untuk beberapa kasus lain, perusahaan akan mencantumkan dua alamat berbeda yaitu alamat kantor utama perusahaan serta alamat pabrik tempat pembuatan obat.
12. Nomor Batch, Masa Kadaluarsa, dan Nomor Registrasi
Nomor batch adalah identifikasi produk yang memiliki kualitas dan spesifikasi yang sama. Masa kadaluarsa (ED) adalah batas waktu di mana obat masih efektif dan aman. Nomor registrasi (NIE) menunjukkan bahwa produk tersebut sudah terdaftar di BPOM untuk menjamin keamanan, kualitas, dan efikasinya.
13. Harga Eceran Tertinggi (HET)
HET adalah harga jual obat yang tertinggi di apotek, toko obat, dan klinik. Harga ini dicetak di label obat oleh perusahaan pembuat produk tersebut.
Perubahan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan ulasan yang lebih rinci dan berbeda dalam penyampaiannya namun tetap menjaga esensi dan informasi yang relevan dari referensi yang telah diberikan.
Jenis Kemasan
Jenis kemasan obat-obatan memiliki tipe yang tidak berbeda dengan kemasan jenis lain. Jika dilihat dari fungsi obat itu sendiri, kemasan terdiri dari 3 jenis utama, yaitu :
1. Kemasan Primer
Kemasan primer merupakan lapisan kemasan pertama atau langsung yang menyentuh obat. Fungsi utamanya adalah melindungi obat secara langsung, menyajikan dan menjaga obat agar tetap terlindungi dari lingkungan eksternal.
Contoh kemasan primer dapat kita temui pada beberapa kemasan seperti kemasan rigid blister, ataupun kemasan flexible yang terbuat dari material fleksibel yang sudah dirancang khusus.
Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder merupakan lapisan pelindung tambahan kemasan primer. Fungsi dari kemasan sekunder adalah untuk melindungi dan mengemas produk dalam kemasan primer. Selain itu, untuk produk seperti botol sirup, kemasan tersier biasanya berguna untuk media branding serta media informasi terkait penggunaan produk obat-obatan.
Contoh kemasan sekunder umumnya dapat kita temui pada kotak penyimpan botol sirup ataupun box kecil yang berisi beberapa strip obat.
Kemasan Tersier
Kemasan tersier pada kemasan obat adalah pelindung terluar yang mengemas beberapa kemasan sekunder. Kegunaan kemasan tersier adalah untuk memudahkan proses penyimpanan produk dalam gudang. Selain itu, kemasan tersier juga berguna untuk memudahkan proses handling dan pengangkutan barang menggunakan forklift untuk mengefisiensi proses distribusi.
Contoh dari kemasan tersier adalah karton box atau kardus. Beberapa kardus dibuat dengan ukuran dan ketebalan berbeda menyesuaikan kebutuhan industri.
Ciptakan Kemasan Untuk Kebutuhan Industri
Demikian penjelasan dari kemasan obat atau kemasan untuk industri farmasi. Semoga informasi ini dapat memberikan penjelasan yang cukup untuk mengetahui lebih dalam tentang kemasan obat.
Jika anda seorang pelaku industri converting dan membutuhkan mesin atau peralatan seperti bag making machine, mesin slitter, viscosity controller ataupun EPC/LPC kualitas terbaik dengan penawaran harga termurah. Anda dapat menghubungi tim kami pada kontak yang tersedia di bawah ini
Kontak Kami :
Email : salesengineer@primamasagung.com
Telpon :
+6221-2909-3930 (Phone)
+62 813 8004 3130 (Mobile)