Kemasan tradisional adalah bentuk kemasan awal yang sudah ada sebelum era modern. Hal ini tercipta oleh kebutuhan manusia yang selalu berusaha dan belajar bagaimana cara dapat melindungi dan menyimpan barang yang dimiliki seperti makanan dan minuman, agar dapat digunakan untuk waktu yang panjang. Pembahasan kali ini, kami akan membahas secara mendalama tentang kemasan tradisional seperti sejarah, dan contoh kemasan tradisional yang dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari.
Sejarah Kemasan Tradisional
Sebelum pengemasan menjadi seunik yang kita lihat hari ini, masyarakat lampau di seluruh dunia membuat kemasan sederhana dengan bahan yang tersedia secara bebas dari alam seperti daun, kayu, atau bambu. Tidak hanya Indonesia, negara seperti Jepang juga sudah mengenal kreasi pengemasan tradisional yang bernama Tsutsumu (Dalam bahasa jepang berarti membungkus). Tsutsumu merupakan budaya membungkus sesuatu dan biasanya bahan membungkusnya juga terbuat dari bahan alami.
Kreasi tsutsumu juga beragam, dari mulai variasi bahan yang digunakan seperti bambu dan anyaman kayu untuk melindungi produk, sampai ikatan-ikatan tali untuk memudahkan membawa barang.
Selain kemasan tsutsumu di Indonesia sendiri masih banyak produk yang menggunakan pengemasan tradisional. Beberapa contoh kemasan tradisional akan dijelaskan di bawah
Contoh Jenis Kemasan Tradisional
Produk Kemasan tradisional memiliki beragam jenis bentuk dan teknik dalam pengemasan. Bahan dan model pengemasan ini terinspirasi dari orang-orang terdahulu yang memanfaatkan kekayaan sumber daya alam menjadi baku siap pakai. Di Indonesia sendiri memiliki banyak produk yang pengemasannya terkenal dengan kemasan tradisional. Bahan yang biasa dijadikan kemasan antara lain :
1. Kemasan Bambu
Bambu ini cukup banyak digunakan sejak lama terutama di asia seperti Jepang dan China. Biasanya bambu digunakan sebagai wadah menampung air untuk minuman atau bahan makanan seperti nasi. Tidak hanya untuk fungsi itu saja, penggunaan bambu juga bisa menggunakan teknik anyam untuk dijadikan tempat menyimpan barang.
Penggunaan lain produk bambu yang juga digunakan sebagai kemasan tradisional yang dapat kita jumpai seperti kemasan terbuat dari anyaman bambu.
2. Kemasan Daun Jagung
Kemasan daun jagung juga termasuk kemasan tradisional, namun sayangnya kemasan ini kurang begitu digunakan di Indonesia. Walaupun demikian, penggunaan daun jagung di Indonesia sendiri dapat kita temukan pada produk dodol atau wajik.
3. Kemasan Daun Pisang
Daun Pisang memang sudah sangat lumrah bagi masyarakat Indonesia dijadikan sebagai kemasan tradisional. Contoh kemasan tradisional satu ini adalah produk yang paling banyak digunakan. Daun pisang memiliki bentuk yang lebar dan mudah untuk dilipat membuatnya cocok untuk dibentuk menjadi kemasan atau bungkus beragam produk makanan.
4. Kemasan kayu
Kemasan jenis kayu memiliki ciri khas kekuatan yang baik dan biasa digunakan untuk mengemas barang seperti buah dalam jumlah besar agar tidak terjadi kerusakan akibat penumpukan barang dalam jumlah besar. sampai hari ini pengemasan dengan kayu masih banyak digunakan untuk kegiatan logistik.
Meskipun kemasan tradisional terlihat mudah digunakan, namun kemasan tradisional juga menyimpan beberapa kesulitan dalam penggunaannya yang membuat banyak masyarakat beralih ke kemasan yang lebih efisien dan praktis
Mengapa Kemasan Tradisional Banyak Ditinggalkan ?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kemasan tradisional merupakan kemasan yang kurang efisien terutama dalam perdagangan jika dilihat dalam beberapa aspek. Contoh kemasan tradisional yang disebutkan tadi kebanyakan masih belum bisa dikreasikan seperti kemasan modern saat ini. Selain karena lamanya waktu pengerjaan, bahan kemasan zaman dulu tidak mudah diolah menjadi bentuk kemasan yang beragam. Alasan kesulitan pengolahan material tersebut karena :
1. Rentan terhadap Kerusakan
Kemasan tradisional umumnya terbuat dari bahan-bahan yang rentan terhadap kerusakan seperti air, udara, dan hama seperti serangga. Hal ini membuat produk yang dikemas dalam kemasan tradisional menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan cenderung tidak tahan lama.
2. Memakan waktu lama
Proses produksi kemasan tradisional membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga dibandingkan dengan kemasan modern. Hal ini membuat kemasan tradisional dirasa kurang efisien dalam beberapa hal untuk pengemasan.
3. Pengolahan yang terbatas
Kemasan tradisional terbuat dari bahan-bahan alami yang harus menunggu waktu lama untuk ketersediaan bahan bakunya. Proses ini sangat tidak efisien untuk projek bisnis jangka panjang dalam skala besar.
Demikian Konten tentang kemasan tradisional serta contoh kemasan tradisional yang beredar di pasaran. Ikuti terus artikel terbaru kami di flexiblepackagingindonesia.com